PERANAN TEKNOLOGI DI BIDANG PENDIDIKAN

Soedijarto (1993:125) mengemukakan bahwa dalam menghadapi abad ke-21, ada 3 indikator utama dari hasil pendidikan yang bermutu dan tercermin dari kemampuan pribadi lulusannya, yaitu :
Kemampuan untuk bertahan dalam kehidupan,Kemampuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan, baik dalam segi sosial budaya, dalam segi politik, dalam segi ekonomi, maupun dalam segi fisik biologis, danKemampuan untuk belajar terus pada pendidikan lanjutan.
Sementara itu, Wardiman (1996:3) menyatakan bahwa pendidikan hendaknya dapat meningkatkan kreativitas, etos kerja, dan wawasan keunggulan peserta didik.

Dari dua pendapat tersebut tampaknya terdapat kesamaan misi dan visi yang didasarkan pada kenyataan bahwa dunia nyata yang akan dihadapi oleh para peserta didik penuh dengan persaingan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dibekali kemampuan guna mengantisipasinya dan dapat mencari alternatif penyelesaian masalah kehidupan yang dihadapinya.

Salah satu masalah kehidupan yang akan dihadapi para lulusan peserta didik adalah adanya perubahan masa yang akan datang yang belum pasti bentuk dan arahnya. Namun, yang pasti adalah adanya tantangan yang menyangkut seluruh aspek kehidupan kehidupan manusia yang salah satunya berwujud teknologi.

Nana Syaodih S. (1997:67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengn galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.

Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lainnya, Kast & Rosenweig menyatakan Teknologi is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang teknologi.

Teknologi ialah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia.

Dari beberapa pengertian diatas tampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Arinya, teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.

Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain.

Perkembangan teknologi terjadi apabila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pakar teknologi “dunia” terhadap pengembangan teknologi.

Menurut B.J. Habiebie (1983:14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama teknologi industry, yaitu :

Pesawat terbang,Maritim dan perkapalan,Alat trasportasi,Elektronika dan komunikasi,Energy,Rekayasa,Alat-alat dan mesin-mesin pertanian, danPertahanan dan keamanan.
Dalam kaitan ini, maka timbul pertanyaan, kurikulum apa yang dapat memberikan bekal kepada peserta didik di jenjang pendidikan dasar sehingga mereka dapat diarahkan kepada masyarakat yang “sadar teknologi” atau masyarakat yang “melek teknologi”. Pertanyaan yang sama, bagaimana menerjemahkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkandalam UU No. 2 Tahun 1989 tantang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4, sehingga pembelajaran mencerminkan kawasan pendidikan teknologi.
Dasar pemikiran perlunya Teknologi dalam pendidikan.
Dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 4 menegaskan paling tidak terdapat dua tujuan pendidikan nasional, yaitu memiliki pengetahuan dan keterampilan. Menurut Soedijarto (1993:70) pendidikan nasional selain bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa masih dituntut pula untuk :
Meningkatkan kualitas manusia,
Meningkatkan kemampuan manusia termasuk kemampuan mengembangkan diri,
Meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, dan
Ikut mewujudkan tujuan nasional.
Dengan menyadari hal tersebut, pengembangan kurikulum perlu selalu berorientasi pada perkembangan zaman dan masyarakat.
Selanjutnya dalam pasal 37 UU No. 2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah-kaidah bahwa kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk dapat :
Mengadakan hubungan timbl balik dengan lingkungan serta kemampuan mengembangkan diri,
Kemampuan akademik dan/atau professional untuk menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk kesenian (Soedijarto, 1993: 47).
Sementara itu, Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan factor penting sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam mengembangkan kurikulum, keudukan kebudayaan merupakan variable yang penting.
Ahli lain seperti Print (1993: 15) menyatakan pentingnya kebudayaan sebagai landasan bagi pengembangan kurikulum dan kurikulum adalah konstruksi dari suatu kebudayaan. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa kebudayaaan merupakan keseluruhan totalitas cara seseorang hidup dan mengembangkan kehidupannya, sehingga ia tidak hanya menjadi landasan dimana kurikulum dikembangkan, melainkan juga menjadi sasaran hasil pengembangan kurikulum itu.
Winarno (2000:4) menyatakan bahwa kurikulum masa depan adalah kurikulum yang mengutamakan kemandirian danmenghargai kodrat, hak, serta prestasi manusia. Ini berarti dalam pengembangan kurikulum sesuatu yang konkret dan bersifat empiris dari suatu komunikasi sosial tidak dapat dipisahkan, di samping tuntutan kemampuan masyarakat itu sendiri.
Dari beberapa pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum pendidikan teknologi untuk siswa di jenjang pendidikan dasar tampaknya merupakan salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah berkaitan dengan pembudayaan teknologi. Pendidikan teknologi pada hakikatnya merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dimana peserta didik diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani peralatan hasil teknologi, memahami teknologi dn dampak lingkungan serta peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan-kegiatan merancang membuat (BTE, 1998:7).
Dasar pertimbangan perumusan
Diberbagai Negara dirasakan bahwa pendidikan teknologi perlu diperkenalkn pada peserta didik sejak usia dini. Hal ini amat dibutuhkan, sebab dalam kehidupan disekitar umat manusia banyak sesuatu hal yang meupakan hasil teknologi. Satchweld dan Guer berpendapat bahwa :
Teknologi merupakan aplikasi pengethuan,
Teknologi merupakan “application Based” karena merupkan kombinasi dari pengetahuan, pemikiran, dan tindakan,
Teknologi mengembangkan kemampuan manusia dengan teknologi memungkinkan manusia mengadaptasi dan menata dunia fisik yang telah ada, dan
Teknologi berada dalam ranah sosial dan ranah fisik karenanya dikenal adanya teknologi keras dan teknologi lunak.
Dalam kaitan ini (teknologi yang cocok dan tepat yang digunakan), Soedijarto (2000:81) memberi panduan bahwa materi apa pun yang dipelajari oleh siswa ukuran keberhasilannya adalah :
1. Melahirkan manusia yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan mutu kehidupan (meningkatkan penghasilan dn daya beli, meningkatkan kesehatan, dan berbagai dimensi khidupan yang menunjukkan kebermutuan kehidupan, dan
2. Martabat manusia (memperoleh kehidupan dan pkerjaan yang layak).
Dari beberapa pertimbangan yang telah dikemukakan di atas maka dalam menentukan rumusan tujuan pembelajaran dan bahan ajar, pendidikan teknologi mengacu atas hal-hal sebagai berikut :
1. Rumusan Tujuan
Tujuan pendidikan teknologi hendaknya agar para lulusan di jenjang pendidikan dasar memiliki kesadaran dan kemampuan menyelesaikan masalah menggunakan konsep-konsep teknologi beserta dampaknya, kreatif membuat hasil teknologi yang disederhanakan, dan mampu mengambil keputusan nilai-nilai teknologi.
2. Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar dalam pendidikan teknologi dikembangkan atas dasar :
a. Pokok-pokok bahasan yang paling esensial dan representative untuk dijadikan objek belajar bagi pencapaian tujuan pendidikan, dan
b. Pokok bahasan, konsep, serta prinsip atau mode of inquiry, sebagai objek belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan dan memiliki kemampuan untuk berkembang, dan memanfaatkannya untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak teramalkan (Soedijarto, 2000:19-51).
3. Bahan Ajar yang Pokok-pokok
Dari tujuan dan lingkup pendidikan teknlogi di atas, berikut adalah pokok-pokok bahan ajar yang dianggap “ampuh” untuk peserta didik di jenjang pendidikan dasar (BTE, 1998), keterampilan dasar teknik, penjernihan air, bioteknologi, pengolahan macam-macam bahan, teknologi dan profesi, teknologi produksi, persambungan dn penguatan konstruksi, konversi energy, prinsip-prinsip teknik, system teknik (mesin dan reka cipta), transportasi dan navigasi, teknologi dan lingkungan hidup, instalasi listrik, komunikasi, computer dan teknologi control, desain teknologi terapan, dan usaha milik sendiri.
4. Pembelajaran
Agar perolehan peserta didik menjadi bermakna, pendidikan teknologi harus dirancang dengan pendekatan pembeljaran yang mengutamakan kemampuan memecahkan masalah mampu berpikir alternative, dan mampu menilai sendiri hasil karyanya.

>>(B. Uno, Hamzah, M.Pd Prof Dr H. 2007. Profesi Kependidikan. Gorontalo:Bumi Aksara)<<

Komentar

Postingan Populer