Phobia
Kata phobia memang sudah
sangat sering didengar oleh khalayak ramai. Tetapi hanya segelintir orang yang
tahu dari mana asal kata phobia tersebut. Menurut sejarah, asal kata phobia
berasal dari istilah Yunani yaitu “Phobos”. Arti kata phobos itu sendiri adalah
lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror).
Asal Istilah Yunani
tersebut diambil atau dikutip dari nama seorang Dewa Yunani. Alasan istilah ini
diambil atau dikutip dari nama Dewa Yunani dikarenakan Dewa Yunani tersebut memiliki
rasa takut (ketakutan) terhadap para musuh-musuhnya.
Secara umum, phobia
adalah ketakutan yang berlebih-lebihan
terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak
beralasan dan tidak berdasarkan kenyataan. Phobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang
mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap phobia
sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan-bulanan oleh
teman-teman di sekitarnya. Ada perbedaan bahasa antara pengamat phobia dengan
seorang pengidap phobia. Pengamat phobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap phobia
biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang
berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoa atau tikus. Sementara dibayangan
mental seorang pengidap phobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna,
sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki
kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus
menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya
fiksasi. Fiksasi adalah suatu
keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh
ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya.
Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang
sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak di dalam lift dan
sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya
mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi dikemudian
harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran
pelepasan emosi yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber phobia secara
otomatis akan merasa cemas dan agar merasa nyaman maka cara yang paling mudah dan cepat
adalah dengan cara mundur kembali kepada keadaan fiksasi.
Walau dianggap sepele,
phobia bisa menghambat aktifitas dan phobia juga membuat pengidapnya menjadi
tidak produktif. Apabila dibiarkan saja phobia juga bisa menimbulkan
gangguan-gangguan pada kehidupan pengidapnya.
Jenis phobia pun
bermacam-macam, jenis-jenis tersebut dapat di klasifikasikan menjadi dua.
Pertama phobia pada keadaan/objek
tertentu, seperti takut pada kecoa, takut tikus, takut ketinggian, takut
kucing, takut korek api, takut cacing, takut katak, takut laba-laba, takut
ayam, takut dokter gigi, takut kegelapan, takut suara keras, takut lift, takut
ruang tertutup, takut api, takut ikan, takut pisau, takut jarum suntik, takut
tangga, takut kilat, takut hutan, takut tali, dll. Kedua phobia situasi sosial, seperti takut orang Afrika, takut orang
Jepang, takut angka 13, takut keramaian,takut angka 4, takut sekolah,takut
angka 8,dll.
Seperti jenisnya,
penyebab phobia juga bermacam-macam. Jenis pertama penyebab phobia adalah faktor keturunan. Menurut sejarah evaluasi
manusia, nenek moyang sudah mengalami phobia. Phobia yang dialami oleh nenek
moyang ini dikarenakan kehidupan mereka yang berpindah-pindah dan primitive
ditambah percaya dengan hal-hal mistik atau tahayul, disamping itu nenek moyang
juga hampir diterkam oleh elang dan beruang, dari situlah timbul penyebab
phobia berdasarkan faktor keturunan. Jenis kedua penyebab phobia adalah trauma, terutama trauma yang terjadi dimasa kecil. Phobia terjadi karena pikiran bawah sadar
kita salah memberi arti terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan phobia. Phobia muncul dari
suatu peristiwa masa lalu yang dirasakan menakutkan, mengerikan, atau dirasakan
sebagai sangat membahayakan dirinya.
Sesederhana apapun,
jangan remehkan phobia, karena apabila tidak di sembuhkan phobia bisa
mengganggu aktifitas dan kehidupan sosial, bukan itu saja phobia juga bisa
membahayakan jantung pengidapnya,serangan jantung dan stroke bisa datang karena
cemas berlebihan dan jantung yang berdebar-debar terlalu sering. Oleh sebab itu
phobia harus disembuhkan. Ada beberapa cara menanggulangi atau mengatasi phobia. Pertama terapi, terapi yang dilakukan yaitu hipnoterapy dan konseling.
Dalam terapi ini melakukan terapi berbicara dan pemaparan diri, si pengidap
phobia diberi sugesti-sugesti atau masukan-masukan untuk menghilangkan
phobianya seperti melakukan penjelasan ringan, contohnya si pengidap phobia
yang takut pada anjing diminta untuk rileks dan membayangkan berada di tempat
cagar alam yang indah dimana si pengidap phobia didatangi oleh anjing-anjing
yang lucu dan jinak-jinak. Cara menanggulangi atau mengatasi phobia yang kedua
yaitu menggunakan obat, sebenarnya
penggunaan obat tidak dianjurkan untuk mengatasi phobia, karena, biasanya
dengan terabi saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obat ini dipergunakan untuk
mengatasi phobia yang berlebihan efek cemasnya. Ada dua obat yang digunakan
yaitu obat rasa cemas dan obat penenang. Obat rasa cemas yang disebut
antidepresan ini hanya diizinkan untuk mengatasi phobia sosial. Obat ang kedua
yaitu obat penenang, obat ini biasanya mengandung benzodiazepin. Biasanya obat
ini untuk mengatasi kecemasan yang sudah berlebihan. Dosis yang digunakan harus
serendah mungkin dan sesingkat mungkin. Penggunaannya maksimal yaitu 4 minggu.
Ini dikarenakan obat tersebut menimbulkan efek ketergantungan pada si pengguna.
Komentar
Posting Komentar